Konsep Rezeki | Kelas Adsense

Konsep Rezeki

Pada dasarnya rejeki itu ibarat hujan yang turun dari langit. Begitu nyata dan jelas. Manusia hanya perlu menjemputnya saja.

Kenapa rejeki manusia itu berbeda?

Karena wadah mereka untuk menampung rejeki juga berbeda. Ada yang kecil, ada yang sedang, dan ada yang besar. Bahkan ada yang sangat besar.

Wadah rejeki mereka itu ibaratkan sebuah kotak dan rejeki itu ibaratkan hujan yang turun dari langit. Semakin besar kotak untuk menampung air hujan maka air hujan yang kita dapatkan pun juga akan semakin besar.

TRENDING :  5 Tips Ampuh Menjalani Hubungan Jarak Jauh

Bagaimana cara memperbesar kotak penampung tersebut?

Yuk belajar bersama memperbesar kotak penampung rezeki.

JUTAAN ORANG belum tahu bahwa yang membuat seseorang itu kaya ternyata bukanlah semata-mata karena kerja kerasnya tapi karena pola pikirnya yang terekam di dalam Pikiran Bawah Sadar nya, sementara kerja keras hanya sebagai manifestasi dari kerja Pikiran Bawah Sadarnya.

Dan ternyata kerja Pikiran Bawah Sadar itu bisa diprogram agar kita bisa menjadi pribadi yang FREEDOM, HIDUP NYAMAN dan UANG DATANG TERUS seperti yang dialami anak² orang kaya.

TRENDING :  ETIKA...!!!

Lalu bagaimana Cara Memprogram Ulang Pikiran Bawah Sadar kita?

Dalam Al-Qur’an Surat Hud Ayat 6 di jelaskan :

وَمَا مِنۡ دَآ بَّةٍ فِى الۡاَرۡضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزۡقُهَا وَ يَعۡلَمُ مُسۡتَقَرَّهَا وَمُسۡتَوۡدَعَهَا‌ؕ كُلٌّ فِىۡ كِتٰبٍ مُّبِيۡنٍ
Artinya: Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).

Berdasarkan penggalan ayat di atas dapat disimpulkan bahwa asal-muasal kalimat sebuah ungkapan ‘’banyak anak banyak rezeki’’ muncul. Hal ini dikarenakan adanya jaminan bahwa Allah mencukupi rezeki tiap mahluk, termasuk rezeki seorang anak yang dilahirkan di dunia ini. Walau demikian, KH. Nurul menegaskan bahwa kita tetap tidak boleh berpangku tangan dan mengharapkan rezeki itu diberikan begitu saja oleh Allah. Perlu usaha didalamnya agar rezeki itu didapatkan.

Alkisah dahulu Umar bin Khattab pernah menegur pemuda-pemuda yang seharian banyak menghabiskan waktunya di masjid, tanpa melakukan ikhtiar untuk mencari rezeki. Umar marah mendengar pernyataan pemuda tersebut yang mengharapkan ridha Allah, tapi enggan untuk mencari rezeki-Nya. Dari kisah ini sebetulnya terdapat pelajaran bahwa ikhtiar itu diperlukan agar kita memperoleh apa yang telah kita usahakan selama ini.
Allah memang menjamin rezeki tiap mahluk-Nya, tapi jaminan tersebut juga berdasarkan atas usaha kita. KH. Nurul dalam hal ini menganalogikannya dengan cicak. Cicak tetap berikhtiar untuk mencari rezeki-Nya, meski ia tak dapat berjalan karena tubuhnya hanya menempel di dinding, cicak merayap dari satu sisi ke sisi lain untuk mendapatkan makanan. Allah menjamin rezekinya melalui serangga-serangga yang datang mendekat padanya, sehingga ia dapat tetap hidup dan makan dari serangga tersebut.

TRENDING :  Cara Membedakan Sakit Perut Akan Hamil Dengan Sakit Perut ketika Akan Haid

Analogi yang demikian juga diterangkan dalam hadits, bahwa Allah menjamin dan memberi rezeki sesuai dengan kebutuhan mahluk-Nya tersebut. Allah maha mengetahui apa yang dibutuhkan mahluk-Nya.

وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ
“Dan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat. (QS. Asy Syuraa: 27)

Ada beberapa amalan khusus yang dapat kita lakukan untuk mendatangkan rezeki yang tentu saja disertai dengan ikhtiar. Amalan tersebut adalah rutin menunaikan ibadah sunnah sholat duha beserta dengan doanya. Wallahu a’lam bisshowab.